Cerita Pendek
AB Citayana Fani Refalta Runi membuka satu lembaran lagi. Sesekali matanya terpejam. Bibir mungilnya berkomat-kamit seperti membaca mantra. Akan tetapi, bukan mantra yang dibacanya melainkan materi sosiologi. “Sudah pukul 5, sebaiknya aku bersiap-siap.”, gumam Runi sambil melihat jam. Seruni Nafika Puri atau biasa dipanggil Runi. Ia salah satu mahasiswa di kampus elit di kota. Hanya orang-orang berkantong tebal yang dapat masuk di kampus itu. Runi tidak termasuk orang yang berkantong tebal. Akan tetapi, berkat beasiswa ia dapat melanjutkan pendidikan di kampus elit. Ayahnya bekerja sebagai satpam di salah satu sekolah menengah pertama di kota itu. Ibunya sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci. Setiap hari, Runi berangkat bersama ayahnya menggunakan sepeda motor butut. “Eh, anak satpam udah berangkat nih. Boncengan pake motor Ninja deh kayaknya. Hahaha.”, teriak Karin di depan Runi. “Ninja? Nggak salah, Rin? Orang motor yang kudu di museum gitu kok. Hahaha.”...